اَلْحَمْدُ ِللهِ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥعَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدٗا ,اَشْهَدُ اَنْ لَآ اِلٰهِ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَآ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَّنَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْد فقال الله تعالى فى القرٲن العظيم ٲعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Sebagaimana dimaklumi, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup menyendiri sehingga untuk aktivitas kesehariannya pun selalu membutuhkan bantuan orang lain. Sering dijelaskan bahwa untuk kegiatan makan dan minum saja misalnya, seseorang manusia membutuhkan banyak orang dan tenaga untuk menyantapnya. Butuh kepada petani yang menanam padinya, butuh pedagang yang menjual berasnya, butuh pengrajin yang membikin tungku dan alat masaknya, dan butuh banyak orang lagi hingga berwujud hidangan makanan atau minuman yang siap saji.
Dengan demikian, bisa dikatakan keliru jika seseorang ingin hidup menyendiri atau yang dalam bahasa agama disebut ‘uzlah. Kita semestinya siap untuk bergaul dan bergabung dengan banyak pihak agar hidup kita lebih bermanfaat sebagaimana hadits yang menggambarkan betapa besarnya pahala orang yang aktif di lingkungannya dan ia bersabar atas persoalan-persoalan rumit yang dihadapinya.
عَنْ يَحْيَى بْنِ وَثَّابٍ عَنْ شَيْخٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرَاهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المُسْلِمُ إِذَا كَانَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ المُسْلِمِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ»: قَالَ ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ: «كَانَ شُعْبَةُ يَرَى أَنَّهُ ابْنُ عُمَرَ»«سنن الترمذي» (4/ 662 ت شاكر رقم الحكيم 2507) و[حكم الألباني] : صحيح
Artinya: Dari Yahya ibn Watstsab dari seorang kakek di antara shahabat Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Seorang muslim yang bergaul dengan manusia dan ia bersabar atas gangguan mereka, itu lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak pula sabar menghadapi gangguan dari mereka.” (HR. Tirmidzi, menurut Syu’bah bahwa kakek tersebut ialah Ibn ‘Umar. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Nashiruddin al-Albani).
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Di sinilah pentingnya berjamiyah atau berorganisasi. Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa secara fitrah manusia selalu ingin bekerjasama dan bergaul antar sesama. Amat aneh bila ada orang yang hidup tanpa teman. Hidup di tengah hutan yang tiada siapa-siapa. Padahal tentu saja bermu’amalah dengan sesama ikhwah itu akan menjadi lahan amal yang amat besar pahalanya.
Berorganisasi merupakan sarana untuk mewujudkan cita-cita yang sama antar anggota. Sehingga dengan adanya organisasi cita-cita untuk meraih sesuatu akan terasa lebih mudah dan ringan. Terkait urgensitas berjam’iyah atau berorganisasi sering diilustrasikan dengan ikatan lidi untuk membersihkan halaman rumah. Apabila seorang membersihkan halaman rumah dengan satu lidi saja tentunya amat sulit untuk membersihkan sebidang tanah yang menjadi halaman rumah kita. Tetapi akan terasa lebih mudah bila kita ikat lidi-lidi itu dengan satu ikatan menjadi sebuah sapu lidi tentunya hal ini akan jauh lebih baik dan lebih efektif untuk membersihkan halaman rumah kita.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa sekelompok orang yang mempunyai potensi untuk berdakwah lalu diikat dengan sebuah organisasi sudah barang tentu akan lebih baik dan lebih efektif dalam menyebarkan ajaran Islam ke seluruh negeri dibandingkan dengan seorang dai yang berdakwah dengan cara one man show.
Hal ini bisa kita simpulkan di dalam firman Allah Swt:
﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴾
Artinya: “Berpegang teguhlah dengan tali Allah dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah kepada nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian pada saat Allah melunakkan hati-hati kalian sehingga kalian bersaudara karena nikmat pemberian-Nya itu, sedangkan dulu kalian berada di tepi jurang api neraka kemudian Dia menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada kalian supaya kalian memperoleh petunjuk.” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 103).
Juga shahabat ‘Umar ibn al-Khaththab radhiyallâhu ‘anhu pernah menuturkan demikian:
عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ قَالَ: تَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ زَمَنَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ الْعَرَبِ الْأَرْضَ الْأَرْضَ إِنَّهُ لَا إِسْلَامَ إِلَّا بِجَمَاعَةٍ وَلَا جَمَاعَةَ إِلَّا بِإِمَارَةٍ وَلَا إِمَارَةَ إِلَّا بِطَاعَةٍ أَلَا فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى فِقْهٍ كَانَ ذَلِكَ خَيْرًا لَهُ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ كَانَ ذَلِكَ هَلَاكًا لَهُ وَلِمَنِ اتَّبَعَهُ». – ابن عبد البر جامع بيان العلم وفضله (1/ 263 رقم الحديث 326) –
Artinya: Dari Tamim al-Dariy beliau mengatakan, pada zaman kekhalifahan ‘Umar ibn al-Khaththab – semoga Allah meridhainya – sebagian orang saling berlomba meninggikan rumah hingga beliau berujar, “Wahai bangsa Arab, (perhatikan) tanah, tanah! Sebab, tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada jama’ah kecuali dengan imârah (kepemimpinan), dan tidak ada imârah kecuali dengan ketaatan. Ingatlah, siapa yang memimpin kaumnya dengan fiqih (pemahaman yang baik) niscaya kepemimpinnya itu menjadi kebaikan bagi dirinya, namun siapa yang meminpin kaumnya tanpa fiqih (pemahaman yang baik) niscaya hal itu menjadi kebinasaan bagi dirinya dan pengikutnya.” (HR. al-Darimi dan Ibn ‘Abd al-Bar).
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Dalil yang menunjukkan keharusan kita berjam’iyah cukup banyak hatta tidak ada ‘udzur (alasan) untuk tidak hidup berjama’ah dan berjam’iyah. Persis (Persatuan Islam) merupakan organisasi yang tepat untuk kita masuk ke dalamnya, karena Persis berpedoman kepada prinsip al-rujû’ ilâ al-Qur`ân wa al-Sunnah. Dan al-Qur’an pun menyebutkan bahwa siapa lagi yang lebih baik ajakannya dibandingkan orang yang menyeru kepada Allah sebagaimana firman Allah Swt berikut:
﴿وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ﴾
Artinya: “Dan siapa lagi yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan ia mengatakan, sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (Q.S. Fushshilat [41]: 33).
Dengan demikian, Persis merupakan organisasi kemasyarakatan yang ideal untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sehingga alangkah meruginya jika ada orang yang menolak. Dan kitapun mengetahui dengan benar bahwa Persis yang sudah berusia seabad ini merupakan organisasi yang istiqamah dalam idealisme tersebut.
Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak bergabung dengan Persis agar hidup kita bisa terjamin keselamatan akidah, ibadah, dan mu’amalahnya. Dengan bergabung dengan jam’iyah Persis in sya Allah akidah kita bisa menjadi ‘aqidah salimah, praktek taqarrub (mendekatkan diri) kita kepada Allah pun bisa menjadi ‘ibadah shahihah, dan dalam pergaluan keseharian kitapun bisa mewujudkan akhlaq mahmudah (akhlak yang terpuji).
Ikkhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Demikian taushiah yang dapat disampaikan, semoga ada manfaat dan faedahnya untuk kita semua. Dengan harapan, mudah-mudahan dengan berjamiyyah di Persatuan Islam dapat memenuhi ketentuan syariah untuk mewujudkan Islam Kaffah dan menyebarkan Islam Rahmatan lil-‘Alamin di muka bumi ini. Mari kita tutup denga doa:
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
اقول قولى هذى و استغفر الله لى و لكم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Catatan:
Materi dakwah ini diambil dari Buku Mendakwahkan Islam Rahmatan Lil-‘Alamin di Bumi Pasundan yang diterbitkan oleh PW Persis Jabar.
1 Comment
Alhamdulillah…sangat bermanfaat