Salah satu produk latihan dari Ramadhan adalah membangun kedisiplinan. Seharusnya, para alumnus Ramadhan wajib memiliki budaya disiplin. Jangan sampai kalah oleh non muslim yang tidak berpuasa. Kedisiplinan akan sangat menentukan terhadap karakter dan budaya kerja. Dunia kerja yang kompetitif bisa ditaklukkan karena disiplin membuatnya menjadi orang dengan kualitas unggul. Ia dapat membuktikan kemampuan terbaiknya dengan adaptasi yang tidak terlalu lama. Termasuk ketika masuk dalam tim yang sudah memiliki ritme kerja disiplin.
Ada beberapa kedisiplinan yang dilahirkan oleh Ramadhan;
Pertama adalah disiplin tentang waktu. Jika terlambat atau ngaret kerap melekat dan menjadi budaya bagi sebagai masyarakat kita, beda dengan puasa. Saat puasa, sontak mendidik kita semua untuk bisa tepat waktu. Utamanya tepat waktu dalam menutup sahur atau memulai puasa dan tepat waktu saat waktu berbuka tiba. Bahkan, seruan untuk menyegerakan berbuka juga menjadi salah satu keutamaan yang diperintahkan oleh Rasulullah. Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang bersabda: Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling Aku cintai di antara hamba-hamba-Ku ialah orang yang paling segera berbuka.”
Menerapkan budaya tepat waktu dalam setiap urusan dan menjalankan aktivitas dengan sungguh-sungguh meski jauh dari sorot pandang manusia. Jika dua hal ini saja kita lakukan dalam setiap aktivitas kehidupan kita semua, sudah barang tentu kehidupan yang teratur, disiplin, dan karya-karya luar biasa akan kita hasilkan.
Kedua, disiplin mentaati hukum Allah yaitu mendidik manusia untuk mentaati semua larangan dan menjalankan perintah Allah. Meskipun sebenarnya perintah dan larangan Allah sudah ada, tetapi pada saat puasa Ramadhan kita biasanya meningkatkan amal sholeh misalnya tarawih, tadarus, iktikaf, bersedekah dan perbuatan perbuatan baik lainnya.
Ketiga, disiplin mengelola diri, dengan puasa harus menahan amarah, ghibah atau perbuatan- perbuatan lain yang biasanya bebas tetapi karena kita sedang puasa maka harus mengelola diri agar puasa kita sempurna. Tidak dirusak oleh perbuatan-perbuatan yang menyebabkan rusaknya amalan puasa antara lain berkata kotor, bertindak tidak pantas, berselisih, mencaci, mencela bahkan berbohong.
Keempat, disiplin untuk jujur, puasa melatih kita untuk jujur, mengatakan yang sebenarnya, karena puasa merupakan ibadah yang hanya diketahui oleh Allah dan dirinya. Dalam kondisi apapun walaupun orang lain tidak melihat maka kita tidak makan, tidak minum dan benar-benar melatih diri dan menyadari kehadiran Allah dalam hidupnya. Segala aktivitas pasti diketahui Allah, apabila keyakinan ini kita disiplin terus dijaga maka akan membentuk manusia yang jujur.