Ramadhan disebut pula sebagai bulan jihad. Karena di bulan itulah ummat Islam diperintahkan untuk berjuang dan bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah SWT baik siang maupun malam selama satu bulan penuh. Benar-benar pengabdian yang tidak mengenal waktu dan tempat. Rasa lapar dan dahaga tidak boleh dijadikan penghalang untuk berjuang, namun justru harus dijadikan pemicu ghiroh perjuangan. Jadi seharusnya, etos kerja ummat Islam pada bulan Ramadhan tidak boleh merosot tapi harus lebih meningkat dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Secara historis, Rasulullah dan para sahabat mendapatkan kemenangan gemilang banyak terjadi di bulan Ramadhan. Mereka bertemu dengan tentara Quraisy yang dikomandani oleh Abu Jahal, dan pecahnya perang antara pasukan Islam dan tantara kafir Quraisy di Badar pada tahun ke 2 Hijriyah (QS.al-Anfāl[8]: 41), sementara para pasukan Islam dalam kondisi berpuasa.
Selain itu, pada bulan Ramadan juga terjadi peristiwa Fathul Makkah (penaklukan Makkah) di tahun ke-8 H. Rasulullah dan para sahabat dalam kondisi berpuasa memutuskan untuk membebaskan kota Mekah dari penindasan dan penganiayaan terhadap kaum muslim yang tinggal di Mekah.
Pada tahun ke-9 H dan dalam kondisi berpuasa di bulan Ramadan, Rasulullah beserta umat muslim juga melakukan ekspedisi militer ke perbatasan Romawi di Arab Utara sebagai tindakan pencegahan menghadapi ancaman dari kekaisaran Romawi Timur (Byzantium) dan sekutunya. Suku Ghassanid (Arab Kristen yang menjadi sekutu Romawi), diduga akan menyerang kaum Muslim di Jazirah Arab.
Ekspedisi ke Tabuk juga dilakukan dalam kondisi yang sangat berat. Musim panas di Jazirah Arab saat itu sangat terik, dan sumber daya seperti makanan dan air sangat terbatas. Ditambah lagi, perjalanan ke Tabuk sangat jauh, sekitar 700 km dari Madinah, menjadi ujian besar bagi kaum Muslimin yang pada waktu itu mereka sedang berpuasa, untuk menunjukkan keteguhan iman mereka kepada Allah dan Rasulnya.
Ibnu Rajab Al Hambali Rahimahullah menjelaskan, ketahuilah bahwa seorang mukmin melakukan dua jihad di bulan Ramadhan. Jihad pertama adalah jihad pada diri sendiri di siang hari dengan berpuasa. Sedangkan jihad kedua adalah jihad di malam hari dengan shalat malam. Siapa yang melakukan dua jihad dan menunaikan hak-hak berkaitan dengan keduanya, lalu terus bersabar melakukannya, maka ia akan diberi ganjaran di sisi Allah dengan pahala tanpa batas (Lathoiful Ma’arif).
“Dan yang disebut dengan mujahid (orang yang berjihad) adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah” (HR. Ahmad).