Tujuan akhir dari shaum Ramadhan adalah menjadi orang yang bertakwa. Jelas sekali disebutkan oleh Alloh di akhir ayat ‘laallakum tattaqun’.
Kata taqwa ini merujuk pada kata waqa-yaqi-wiqayah dalam bahasa Arab yang berarti memelihara atau menjaga diri. Kata waqa memiliki makna melindungi sesuatu, yaitu melindungi dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan.
Menurut beberapa ulama seperti Al Ghazali, takwa dapat didefinisikan sebagai upaya membersihkan diri dari dosa yang sebelumnya belum pernah dilakukan, sehingga lahir motivasi dalam diri untuk meninggalkannya. Dengan kata lain, takwa menjadi upaya untuk menjaga diri dari berbagai kemaksiatan.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), taqwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Taqwa juga merupakan keinsafan diri yang diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ketika Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah saw, maka pesan paling pertama dan utama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah takwa. Rasulullah saw bersabda: “Saya wasiatkan kepadamu, bertakwalah engkau kepada Allah karena takwa itu adalah pokok dari segala perkara.” (Tanbihul Ghofilin, Abi Laits As-Samarkindi).
Takwa tak hanya terlihat dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam bagaimana seseorang bersikap terhadap orang lain. Hal ini termasuk berbicara dengan baik, menjaga komitmen, dan memberi kontribusi positif ke masyarakat.
Menurut para ulama, ciri orang yang bertakwa ada empat :
- Alkhoufu biljalil (Takut kepada Alloh SWT).
- Alamalu bittanzil (mengamalkan apa yang ada dalam quran).
- Arrido bil qolil (rela dengan sesuatu yang sedikit) dan
- Alisti’dad liyaumir rohil (Mempersiapkan untuk hari akhir).
Kita berharap semoga semua ibadah yang kita lakukan selama Ramadhan dapat mengantarkan kita menjadi orang-orang yang bertakwa. Amien