Di penghujung Ramadhan ini kita merasakan sedih dan gembira bercampur baur. Sedihnya karena kita akan berpisah dengan bulan yang sangat agung; penuh pahala dan sarat pengampunan dari Alloh. Kita akan kembali ke masa-masa normal. Gembiranya karena kita akan berbuka kembali (ied fitri) dengan membawa kemenangan.
Idul Fitri disebut sebagai Hari Kemenangan karena umat Islam telah berhasil menyelesaikan salah satu ibadah yang penuh tantangan, yaitu puasa Ramadhan. Kemenangan ini bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual, yakni keberhasilan dalam mengendalikan hawa nafsu dan menjauhkan diri dari godaan duniawi.
Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, seorang Muslim telah melalui berbagai ujian, baik secara fisik maupun spiritual. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kesabaran, serta memperbanyak ibadah dan amalan baik.
Ketika Ramadhan berakhir, Idul Fitri menjadi simbol keberhasilan dalam menjalani proses penyucian diri dan penguatan iman. Lantas, apa saja makna di balik sebutan Hari Kemenangan dalam Idul Fitri?
Berikut adalah beberapa makna utama lainnya di balik sebutan tersebut:
1. Kemenangan atas hawa nafsu
Selama Ramadhan, umat Muslim dilatih untuk membiasakan menahan hawa nafsu dari diri sendiri, termasuk makan, minum, serta berbagai hal yang membatalkan puasa.
2. Kemenangan dalam menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT
Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib yang harus dijalani setiap umat Muslim. Dan bagi mereka yang menjalani ibadah ini adalah bentuk ketaatan kepada Allah. Dengan menyelesaikan ibadah ini dengan penuh keikhlasan, seorang Muslim telah menunjukkan komitmennya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
3. Kembali Berbuka
Sabda Rasul, bagi yang berpuasa akan diberikan dua kebahagiaan; pertama ketika berbuka dan kedua, Ketika berjumpa dengan Tuhannya. Makna berbuka disini bisa berbuka di saat tiba adzan maghrib, dan bisa juga maknanya ketika memasuki ied fitri.
4. Kemenangan dalam menjalin silaturahmi antar sesama manusia
Idul Fitri juga identik dengan tradisi saling memaafkan. Ini menjadi momentum untuk mempererat hubungan dengan keluarga, tetangga, dan sesama Muslim. Memaafkan dan meminta maaf adalah bentuk kemenangan atas sifat ego dan kebencian yang bisa merusak hubungan sosial.
5. Kemenangan dalam berbagi dan peduli terhadap sesama
Sebelum Idul Fitri, umat Muslim diwajibkan membayar zakat fitrah, yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dan membantu mereka yang kurang mampu agar bisa merasakan kebahagiaan di hari raya. Ini menunjukkan kemenangan dalam mengalahkan sifat kikir dan menumbuhkan kepedulian terhadap sesama