PERSISJABAR.OR.ID – Bidang Garapan Pendidikan Anak Usia Dini (Bidgar PAUD) Pimpinan Wilayah Persistri Jawa Barat menggelar pembinaan rutin pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung secara daring ini diikuti oleh 52 peserta yang terdiri atas pengurus bidang PAUD Pimpinan Daerah (PD) Persistri se-Jawa Barat dan perwakilan tasykil PW.
Acara tersebut menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas organisasi sekaligus penguatan kompetensi pengelola PAUD di lingkungan Persistri.
Wakil Ketua II PW Persistri Jawa Barat, Dra. Nurlela, menuturkan terkait pentingnya sinergi dalam menjalankan amanah di jam’iyyah. Menurutnya, keberhasilan tidak mungkin dicapai tanpa kerja kolektif yang terarah.
“Kesuksesan hanya bisa diraih ketika semua unsur bergerak bersama dengan alur dan tujuan yang sama. Namun, kebersamaan saja tidak cukup, perlu didukung dengan kecakapan dan penguasaan materi perjuangan,” ujarnya.
Ia menyampaikan agar tasykil, khususnya di bidang PAUD, terus mengikuti pembinaan agar kemampuan mereka semakin terasah.
Dalam sesi inti, Hj. Euis Susilawati, M.Pd, selaku Kepala Bidgar PAUD PW Persistri, membawakan materi bertajuk “Manajemen Lembaga Keuangan PAUD yang Efisien dan Berkelanjutan.”
Ia menjelaskan bahwa tata kelola keuangan yang baik merupakan pondasi utama keberlangsungan lembaga pendidikan anak usia dini.
“Keuangan yang dikelola dengan benar akan menjadi dasar peningkatan mutu layanan sekaligus menjaga kepercayaan orang tua, masyarakat, dan pemerintah,” katanya.
Materi pembinaan kali ini diarahkan pada praktik manajemen keuangan PAUD Persis melalui pendekatan POAC plus reporting (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, serta pelaporan).
Hj. Euis berharap seluruh pengelola PAUD Persis dapat menerapkan sistem keuangan yang akuntabel, sebagai bentuk tanggung jawab moral maupun kelembagaan.
Meski berlangsung daring, jalannya pembinaan tetap interaktif. Panitia menyelipkan sesi ice breaking, dialog terbuka, hingga praktik penulisan laporan keuangan. Hal ini membuat peserta lebih mudah memahami materi sekaligus aktif berpartisipasi.
Hj. Euis menutup pemaparannya dengan harapan agar seluruh peserta mampu mempraktikkan ilmu yang diperoleh.
“Semoga pembinaan ini menjadi bagian dari upaya ‘memintarkan kabidgar’ sekaligus tabungan amal shalih yang bermanfaat di dunia dan akhirat,” tuturnya.***
UHR