PERSISJABAR.OR.ID – Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (PW Persis) Jawa Barat menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Perzakatan pada Kamis 24 April 2025 di Gedung Dakwah PW Persis Jabar, Kota Bandung.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua dan Bidgar Perzakatan PD Persis se-Jawa Barat, Bidgar Perzakatan PW Persistri Jabar, serta bagian otonom dan lembaga khusus PW Persis Jabar.
Dalam sambutannya, Ketua Bidang Perzakatan PW Persis Jawa Barat, Ahmad Solihin mengatakan bahwa Kantor Layanan (KL) zakat perlu difungsikan lebih maksimal. Ia menyebut bahwa pengelolaan zakat harus lebih tertib dan terstruktur, meskipun sistem manajemen lembaga amil zakat berbeda dengan sistem manajemen jam’iyyah.
“Alhamdulillah, walau sistemnya beda, tapi pengelolaan LAZ Persis tetap berjalan tertib. Kita juga ingin semua pengurus perzakatan jadi duta zakat yang siap bantu penguatan LAZ Persis,” ujar Ahmad Solihin.
Ia juga mendorong agar bidang perzakatan bisa bersinergi dengan berbagai stakeholder dalam berbagai program sosial dan dakwah.
Sementara itu, Ketua PW Persis Jawa Barat, Iman Setiawan Latief menuturkan rakor ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga evaluasi konkret atas capaian perzakatan di daerah.
“Ke depan, pengembangan usaha harus digalakkan juga. Beberapa PD dan unsur otonom sudah mulai melangkah, dan ini harus ditiru oleh level pimpinan lainnya. Jangan hanya bergantung pada zakat, infak, dan sedekah,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa setelah momen Idul Fitri, terdapat peningkatan pengumpulan zakat, meskipun masih perlu ditingkatkan. Menurut data, kontribusi zakat dari wilayah baru mencapai 4 persen dari total potensi.
“Tahun 2022 naik 7 persen, 2023 naik 8 persen, dan 2025 ini baru 4 persen. Walaupun belum menyentuh 10 persen, tapi tetap ada kenaikan. Kita masih punya potensi besar karena yang tergarap baru 50 persen,” jelasnya.
Iman berharap, dengan manajemen yang lebih baik, potensi ini bisa terus dikembangkan hingga ke sektor usaha dan BUMJ.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti masih ada beberapa PD yang belum aktif mengkonsolidasikan program zakat di daerahnya.
“Pengelolaan zakat bukan hanya tanggung jawab pusat dan wilayah, tapi juga harus aktif di daerah. Jangan langsung loncat ke wilayah atau pusat, tapi melalui daerah dulu,” tegasnya.
Acara dilanjutkan dengan sharing session bertajuk “Potensi Zakat di Jawa Barat dan Dampaknya dalam Penguatan Dakwah” yang disampaikan oleh Wakil Ketua BAZNAS Jabar, Achmad Faisal. Ia menyebut bahwa perkembangan LAZ Persis cukup signifikan, namun tantangannya juga besar.
“Dukungan jam’iyyah bagus, tapi tantangannya juga luar biasa, terutama di bidang SDM, lingkungan, dan permodalan,” katanya.
Ia berharap kader Persis bisa mengambil peran lebih besar, tidak hanya kuat di internal, tapi juga bisa berkontribusi lebih luas lagi untuk kepentingan jamiyyah.
Direktur Utama LAZ Persis, Angga Nugraha, S.Kom.I, juga menyampaikan materi berjudul “Menakar Peluang Jam’iyyah dalam Pengelolaan Zakat di BAZNAS”. Ia menyampaikan bahwa potensi zakat bisa menjadi peluang kolaborasi.
“Kita bisa menjadi mitra strategis dalam pendistribusian zakat sekaligus memperjuangkan dakwah jam’iyyah,” katanya.
Sebagai bentuk apresiasi, PW Persis juga memberikan penghargaan kepada pengelola zakat terbaik di daerah Jawa Barat dengan standar pencapaian tertentu.***