الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه, أَمَّا بَعْدُ فقال الله تعالى فى القرٲن العظيم ٲعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, alhamdulillah kita semua masih diberi kekuatan dan kesempatan untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah Swt sebagaimana yang diperintahkan dalam Al-Quran maupun dicontohkan oleh Rasulullah saw melalui sunan-sunnahnya. Oleh karena itu, kita semua berharap semoga senantiasa dapat istiqamah dalam menjalankan perintah-perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangan-Nya, sehingga kita semua dapat meggapai derajat takwa yang mendapat keridhaan Allah Swt.
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Sebagaimana diketahui, bahwasannya Allah Swt Tuhan Yang Maha Mulia melalui ayat-Nya telah berkenan memberikan gelar kepada kita ummat Islam dengan gelaran yang sangat indah yaitu ‘Khoero Ummah’ atau ummat terbaik dan ummat pilihan. Gelar itu telah disematkan oleh Allah Swt sejak 14 abad yang lalu. Padahal secara realitas keadaan umat Islam pada saat itu sangat jauh tertinggal peradabannya dibanding umat dan agama yang lain. Di sebelah Barat jazirah Arabia peradaban dunia dikuasai oleh Romawi dan Yunani sedangkan di sebelah Timur dikuasai oleh Iran dan Persia. Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Ali-‘Imran [3]:110).
Di sinilah berlaku hukum internasional, yakni negara-negara kuat akan menguasai dan mempengaruhi peradaban, budaya, sosial dan ekonomi negara-negara lemah atau tertinggal. Demikian pula kondisi masyarakat Arab pada saat sebelum turun ayat ini, merupakan masyarakat yang inverior, rendah diri dan hanya mengekor kepada budaya dan peradaban Romawi dan Persia yang jauh dari nilai-nilai ketuhanan. Mereka tidak mampu berdiri tegak dan tidak ada kuasa melepaskan diri dari kungkungan hegemoni negara-negara maju saat itu.
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Namun setelah ayat ini turun, Rasulullah saw merombak total mental, mindset (pola pikir), pola hidup, adat, tradisi dan kebudayaan masyarakat Arab dengan ditanamkan satu keyakinan bahwa mereka sebenarnya merupakan umat dan bangsa yang unggul dan mengungguli umat-umat yang lain. Maka sedikit demi sedikit, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan tahun, tertanamlah satu keyakinan dan rasa percaya diri akan kebenaran firman Allah tersebut. Mereka kemudian menjadi sadar bahwa selama ini mereka telah diperbudak oleh nafsu dan dikondisikan untuk mengekor dan mengikuti agama dan kepercayaan yang sesat.
Untuk mengetahui seberapa besar keunggulan mereka dibandingkan dengan orang-orang, kafir maka Allah Swt menurunkan Surat Al-Anfaal [8] ayat 65-66 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ حَرِّضِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَى ٱلۡقِتَالِۚ إِن يَكُن مِّنكُمۡ عِشۡرُونَ صَٰبِرُونَ يَغۡلِبُواْ مِاْئَتَيۡنِۚ وَإِن يَكُن مِّنكُم مِّاْئَةٞ يَغۡلِبُوٓاْ أَلۡفٗا مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٞ لَّا يَفۡقَهُونَ ٦٥ ٱلۡـَٰٔنَ خَفَّفَ ٱللَّهُ عَنكُمۡ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمۡ ضَعۡفٗاۚ فَإِن يَكُن مِّنكُم مِّاْئَةٞ صَابِرَةٞ يَغۡلِبُواْ مِاْئَتَيۡنِۚ وَإِن يَكُن مِّنكُمۡ أَلۡفٞ يَغۡلِبُوٓاْ أَلۡفَيۡنِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٦٦
Artinya: “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Pada kedua ayat di atas terdapat perbandingan yang berbeda. Pada ayat 65 Allah menyatakan perbandingan antara kaum Mukminin yang sabar dengan orang-orang kafir adalah 1:10; sedangkan pada ayat 65 perbandingannya adalah 1:2. Dengan kata lain Allah menurunkan beban perbandingan kaum Mukminin dengan orang-orang kafir. Awalnya, setiap orang yang beriman dituntut untuk menghadapi 20 orang kafir, selanjutnya Allah menurunkan tuntutan, yaitu setiap orang yang beriman menghadapi 2 orang kafir.
Jadi standar kualitas minimal umat Islam adalah 1:2 (seorang mukmin bisa mengungguli dua orang kafir). Tentu saja keunggulan di sini memiliki arti yang sangat luas, bukan hanya menang dalam berperang tapi juga unggul dalam penguasaan iptek, sosbud, ekonomi dan peradaban. Meskipun kontek ayatnya berbicara tentang peperangan atau alqital.
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Tentunya gelar kehormatan ‘Khoero Ummah’ itu tidak diberikan oleh Allah Swt secara gratis atau cuma-cuma. Di ayat berikutnya Allah Swt mensyaratkan minimal 3 aspek yang wajib dijalankan oleh mereka. Pertama, melaksanakan amar ma’ruf (menyuruh kepada kebaikan); kedua, nahyun anil munkar (mencegah kemunkaran); dan ketiga, beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya iman.
Jika disimpulkan maka ketiga aspek itu adalah dakwah. Selama umat Islam giat berdakwah menyebarkan dan menyuburkan Islam maka kita optimis gelaran Khoero Ummah akan bisa diraih. Jadi kunci keunggulan umat Islam untuk mempertahankan gelar Khoero Ummah adalah gemar beramar ma’ruf, gemar bernahyi munkar, beriman kepada Allah dan menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Zaman kini telah berubah, dan warna kebudayaannya pun ikut berubah secara signifikan. Saat ini, secara kasat mata, media baru sedang menguasai dunia. Perkembangan internet yang menjadi salah satu ciri abad ini tanpa banyak disadari para dai telah berimplikasi besar pada pembentukan masyarakat baru, komunitas virtual, yakni sebuah komunitas yang secara bebas dan independen berinteraksi dalam dunia cyberspace.
Inilah masyarakat dakwah baru yang seharusnya dipertimbangkan ketika akan menjadikannya sebagai sasaran utama amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah di atas mimbar kini sudah mulai tergerus dengan dakwah di media sosial. Bahkan, media sosial kini sudah menjadi pilihannya. Karena itu, penting untuk mulai merancang bagaimana menjadi umat terbaik yang tetap eksis di era media. Maka untuk mempertahankan gelar ‘Khoero Ummah’ tentunya kita mesti melakukan transformasi gerakan dakwah supaya ajaran Islam tetap menyebar dan mengakar di tengah-tengah masyarakat.
Ikhwatu Ieman Rohimakumulloh,
Demikian taushiah yang dapat disampaikan, mudah-mudahan ada manfaat dan faedahnya untuk kita semua. Dengan harapan, semoga kita semua tetap istiqamah di jalan dakwah untuk menggapai gelar ‘Khoero Ummah’ sebagai umat pilihan dan terbaik. Mari kita tutup dengan do’a:
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
اقول قولى هذى و استغفر الله لى و لكم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Catatan: Materi dakwah ini diambil dari Buku Mendakwahkan Islam Rahmatan Lil-‘Alamin di Bumi Pasundan yang diterbitkan oleh PW Persis Jabar.