Ramadhan dijuluki sebagai syahrul quran (bulan al-Quran), karena di bulan itulah al-Quran diturunkan. Bulan Ramadhan terbawa mulia dan agung karena keagungan dan kemuliaan al-Quran. Sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Baqoroh : “Bulan Ramadhan, (merupakan bulan) yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al Baqarah/2: 185)
Namun seiring berjalannya waktu dan bergulirnya zaman, ternyata kekhawatiran rasul itu benar-benar terjadi. Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”. (QS. Al Furqan: 30)
Dalam ayat tersebut, Rasulullah mengadu kepada Allah yang memprediksi keadaan umatnya di masa yang akan datang. Kalau dilihat dalam Tafsir Ibnu Katsir, kata Mahjura dapat diartikan sebagai: Tidak mempelajarinya, tidak menghafalkannya, tidak mengimaninya, tidak menjalankan perintahnya, tidak mau mentadabburinya dan berpaling menuju kepada sesuatu yang lain, serta tidak menjadikan Al-Quran sebagai bahan rujukan maupun pedoman hidup.
Sebuah penelitian memberikan fakta yang sangat memprihatinkan dimana 63 persen ummat Islam Indonesia masih buta huruf dan tidak bisa membaca al-Quran. Innalillah.
Padahal Al-Quran memiliki manfaat yang dahsyat. Sebagaimana tersebut dalam QS. Yunus/10: 57 : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Oleh sebab itu marilah kita menjadikan Ramadhan kali ini sebagai momentum untuk kita Kembali berinteraksi dengan Quran. Mari kita baca kembali, tadabburi kembali, amalkan Kembali.