Nabi Muhammad SAW bersabda, “Keluarga, harta dan anak dapat menjerumuskan seseorang ke dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah dan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran).” (HR Bukhari)
Hiruk pikuk kehidupan keluarga di jaman digital ini, fase tatap muka antar anggota keluarga semakin sulit dan jarang dilakukan. Komunikasi antar anggota keluarga banyak dilakukan melalui gawai atau gadget. Semuanya pada sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan masing-masing. Seorang ayah berangkat bekerja disaat anak-anaknya masih tidur dan kembali pulang malam saat anak-anaknya sudah tidur. Demikian juga seorang ibu yang termasuk wanita karir, jarang sekali bisa berinterkasi dengan suami dan anak-anaknya. Sehingga banyak sekali keluarga yang tidak solid. Ditambah lagi dengan godaan perselingkuhan yang menghantui akibat terganggunya komunikasi di antara mereka.
Shaum Ramadhan yang berlangsung selama satu bulan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh anggota keluarga agar kembali mensolidkan keutuhan keluarga. Momen buka shaum bersama dan makan sahur bersama serta ibadah shalat berjamaah harus dijadikan momentum untuk mengeratkan kembali hubungan antar keluarga yang selama sebelas bulan mungkin kurang tersolidkan.
Secara terminologi keluarga merupakan salah satu institusi terkecil di dalam masyarakat yang ditandai dengan tempat tinggal bersama, kerja sama, ekonomi, dan reproduksi yang dipersatukan oleh pertalian perkawinan atau adopsi yang disetujui secara sosial, yang berinteraksi sesuai dengan peran-peran sosialnya dan bertanggung jawab mewujudkan terciptanya masyarakat yang daman dan berkeadaban.
Keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan karena setiap manusia tentunya berangkat dari sebuah keluarga. Sehingga dapat digambarkan bahwa keluarga menjadi tempat dimana pondasi nilai-nilai keIslaman tertanam pertama kali oleh kedua orang tua dan anggota keluarga lainnya. Adapun nilai-nilai keislaman tersebut menjadi tolak ukur generasi umat manusia di masa yang akan datang. Sebaliknya, jika nilai-nilai keislaman dalam keluarga rapuh, maka sangat rentan terjadi permasalahan dalam keluarga baik pertikaian, permusuhan, kebencian yang berujung pada suatu perceraian dan perpecahan dalam keluarga.
Selain itu, ikatan cinta dan kasih sayangnya di antara mereka pun akan bertambah kuat. Waktu untuk bersama dengan keluarga di bulan Ramadhan terasa penting dan berharga. Kekhusuan menjalankan puasa, kehangatan saat makan sahur, buka puasa, qiyamul lail, tilawah Alquran, berbagi rezeki, semuanya mengajarkan tentang pentingnya makna cinta dan keharmonisan dalam keluarga.
Dalam konteks keluarga, nilai shaum Ramadhan tersebut hendaklah mampu mengenal dan menyatukan ruh-ruh setiap anggota keluarga. Sekaligus menanamkan energi positif, seperti kesabaran, kejujuran, kasih-sayang, saling menghargai, kelembutan dan persaudaraan